Trending Now
#DMO Batubara dan Orang-orang Cacat Moral #Bupati Sidoarjo Ajak Cari Solusi HIV/AIDS #KPK, Usut Keterlibatan Parpol dan Korporasi #Lagi, Utang Sudah Lampu Merah! #Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) menggelar Knowledge Sharing Series (KSS) #Pertamina Support Bibit Mangrove di Pesisir Pangkal Pinang #Ironis, 51% Saham Freeport Indonesia oleh Inalum Bergantung Izin China #Indonesia Gandeng Finlandia Kembangkan Energi Bersih #Harga BBM Non Subsidi Disesuaikan
ENERGINDO
  • Beranda
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Editorial
  • Korporat
    • EBT
    • Gas
    • Listrik
    • Minerba
    • Minyak
  • Regulasi
  • Nasional
    • Olah Raga
    • Politik
  • Daerah
  • Berita Foto
  • Profil
  • 294 Views
  • Adi Wicaksono
  • Mei 17, 2019
  • Business

Jakarta, energindo.co – Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan yang sekarang menjadi terdakwa dalam kasus akuisisi Blok BMG, menyatakan,khawatir bisnis hulu migas Indonesia terancam mandeg apabila setiap kegagalan dalam produksi diakhiri dengan pemidanaan penanggung jawab proyek.

Secara otomatis, katanya, itu akan berpengaruh pada produksi dan ketahanan stok migas. Apabila tidak ada eksplorasi, dipastikan kebutuhan migas Indonesia akan bergantung pada produk impor. Karen pun mengatakan kebijakan akusisi itu diambil setelah melakukan sejumlah evaluasi. Ia juga menegaskan hasil akuisisi terhadap bisnis hulu migas tak bisa dipastikan.

“Yang namanya hulu migas itu sekali lagi, tidak ada yang bisa memastikan berhasil atau tidak,” jelas Karen.

Oleh sebab itu, Karen berharap kasus yang dialaminya tidak menimpa pada direksi-direksi lain yang memang memiliki keseriusan untuk menumbuhkembangkan Pertamina.”Itu penuh risiko. Kalau misalnya Pertamina tidak boleh ambil risiko, ya sudah Pertamina khusus untuk SPBU saja jualannya,” katanya.

Dia membantah keputusan untuk akuisisi blok BMG ini mengakibatkan kerugian negara. Pasalnya dalam track record keuangan Pertamina selama dia menjabat, justru laba Pertamina melesat tinggi.

“Kalau dibilang ada kerugian negara sejak kapan Pertamina akibatkan kerugian keuangan negara. Semenjak saya memimpin di tahun 2009, namanya laba itu meningkat dari USD1,6 miliar jadi USD3,2 miliar di tahun 2013, jadi di mana saya akibatkan kerugian negara,” pungkas Karen.

Previous Posts Hilmi Panigoro; Hulu Migas Sangat Uncertain
Next Posts Kargo LNG dari Muara Bakau Berpotensi High Inventory? Ini Penjelasan SKK Migas

Leave your Comments

Popular
Dicari, 40 Calon Mahasiswa Untuk Dapat Beasiswa dari APERTI BUMN 9173
Dicari, 40 Calon Mahasiswa Untuk Dapat Beasiswa dari APERTI BUMN
Suko dan Achandra Datang, Laba PGN Terjun Bebas 87 Persen 8804
Suko dan Achandra Datang, Laba PGN Terjun Bebas 87 Persen
Connect With Us

A powerless in world above the law

Likes Follow
Kategori
  • Berita Foto6
  • Business43
  • Daerah55
  • EBT26
  • Editorial3
  • Gas16
  • Korporat210
  • Lifestyle4
  • Listrik17
  • Mimbar5
  • Minerba20
  • Minyak78
  • Nasional36
  • Olah Raga3
  • Politik4
  • Profil7
  • Regulasi8
  • Travel2
  • Uncategorized102
VIDEO POSTS
Newsletter