Trending Now
#DMO Batubara dan Orang-orang Cacat Moral #Bupati Sidoarjo Ajak Cari Solusi HIV/AIDS #KPK, Usut Keterlibatan Parpol dan Korporasi #Lagi, Utang Sudah Lampu Merah! #Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) menggelar Knowledge Sharing Series (KSS) #Pertamina Support Bibit Mangrove di Pesisir Pangkal Pinang #Ironis, 51% Saham Freeport Indonesia oleh Inalum Bergantung Izin China #Indonesia Gandeng Finlandia Kembangkan Energi Bersih #Harga BBM Non Subsidi Disesuaikan
ENERGINDO
  • Beranda
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Editorial
  • Korporat
    • EBT
    • Gas
    • Listrik
    • Minerba
    • Minyak
  • Regulasi
  • Nasional
    • Olah Raga
    • Politik
  • Daerah
  • Berita Foto
  • Profil
  • 133 Views
  • Adi Wicaksono
  • Desember 2, 2019
  • Minyak

Jakarta, energindo – Kepala Divisi Program dan Komunikasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengungkapkan, bahwa SKK Migas saat ini telah menyiapkan berbagai upaya untuk mencapai visi produksi minyak 1 juta barel. Diantara caranya mengoptimalkannya dengan kegiatan perawatan sumur, menerapkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) dan meningkatkan kegiatan eksplorasi.

“Visi misi kita ke depan yakni skk migas. visi untuk mencapai 1 juta barel is our dream. kita banyak strategi, memaintenance, langkah-langkah EOR untuk meningkatkan produksi, kemudian ada upaya-upaya untuk melakukan eksplorasi. kenapa eksplorasi penting karena sangat penting kalau kita mau manaikkan produksi,” katanya dalam acara media gathering bersama Medco, di Jakarta (30/12)

Menanggapi hal ini VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia, Drajat Panjawi, menyatakan, bahwa pihaknya telah memproduksi migas rata-rata 86 ribu barel setara minyak per hari (boepd) sepanjang semester I 2019. Capaian tersebut berasal dari 14 wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Komitmen eksplorasi dan eksplorasi tersebut dilakukan dalam upaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi migas dimana ini merupakan bagian komitmen Medco dalam menjaga ketahanan energi nasional,” katanya dikesempatan yang sama.

Dia menyatakan yakin mampu merealisasikan hal itu seiring dengan terintegrasinya operasi Ophir. “Integrasi ini dapat menegaskan posisi Medco E&P sebagai perusahaan energi terkemuka di Asia Tenggara,” ujar Drajat.

Di sisi lain, ia mejelaskan bahwa pihaknya sedang itu menunggu dua proyek berproduksi yakni Temelat dengan estimasi produksi 10 MMscdf dan Buntal-5 dengan perkiraan produksi 45 MMscdf. Rencananya lapangan Temelat di Blok South Sumatera ditargetkan bisa berproduksi mulai tanggal 10 Desember 2019.

Previous Posts JCY 2019 Membangkitkan Optimisme Peningkatan Produksi Migas Nasional
Next Posts BBM Impor: Ancaman Ketahanan Energi dan Ekonomi Nasional

Leave your Comments

Popular
Dicari, 40 Calon Mahasiswa Untuk Dapat Beasiswa dari APERTI BUMN 9179
Dicari, 40 Calon Mahasiswa Untuk Dapat Beasiswa dari APERTI BUMN
Suko dan Achandra Datang, Laba PGN Terjun Bebas 87 Persen 8808
Suko dan Achandra Datang, Laba PGN Terjun Bebas 87 Persen
Connect With Us

A powerless in world above the law

Likes Follow
Kategori
  • Berita Foto6
  • Business43
  • Daerah55
  • EBT26
  • Editorial3
  • Gas16
  • Korporat210
  • Lifestyle4
  • Listrik17
  • Mimbar5
  • Minerba20
  • Minyak78
  • Nasional36
  • Olah Raga3
  • Politik4
  • Profil7
  • Regulasi8
  • Travel2
  • Uncategorized102
VIDEO POSTS
Newsletter